Europe Trips

April 2023
A 14-day adventure by Aquino Read more
  • 13footprints
  • 5countries
  • 14days
  • 167photos
  • 4videos
  • 14.0kkilometers
  • 10.8kkilometers
  • Day 2

    Oslo

    April 17, 2023 in Norway ⋅ ☀️ 13 °C

    Oslo menyapa kami dengan cuacanya yang bagus, orang-orang yang ramah, dan kota yang indah. Kami benar-benar menyukai desain Skandinavia yang diimplementasikan di seluruh kota ini. Gaya modern, desain yang to the point sesuai fungsi dan indah namun tetap nyaman.Read more

  • Day 3

    Vigelandsparken

    April 18, 2023 in Norway ⋅ ☁️ 10 °C

    Taman luas di lokasi yang bisa dibilang masih agak ke tengah kota Oslo, naik trem dari stasiun sentral Oslo sekitar 20 menit, lalu berjalan kaki masuk ke tengah taman. Orang datang ke tempat ini untuk menemui patung-patung yang diam mematung, menunjukkan bahwa seni dan tata kota tidaklah terpisahkan. Suasana tenangdi sana mungkin enak untuk diam mematung seperti patungRead more

  • Day 3

    Aker Brygge

    April 18, 2023 in Norway ⋅ ⛅ 14 °C

    Aker Brygge adalah area bisnis dan rekreasi yang indah di Oslo yang dinikmati oleh penduduk lokal maupun wisatawan. Bangunan-bangunan baru di sini memiliki desain industri yang sederhana, yang sangat khas Skandinavia. Orang-orang terlihat menghabiskan waktu di restoran-restoran di dekat pelabuhan, berlari di sekitar, atau mengunjungi museum-museum terdekat seperti Museum Nasional di satu ujung dan museum kontemporer di ujung lainnya. Saya benar-benar menikmati atmosfer di sini.Read more

  • Day 3

    Oslo National Museum

    April 18, 2023 in Norway

    Oslo National Museum terletak sebelum kita memasuki area Aker Brygge, jadi cukup pas letaknya jika kita ingin menikmati Oslo di masa lalu lewat museum dan Oslo di masa kini lewat Aker Brygge. Kebetulan hari selasa itu museum buka sampai jam 7 malam. Selain Selasa dan Kamis, dia hanya buka sampai jam 5 sore. Di dalam museum bukan hanya ada koleksi klasik, namun juga koleksi benda dan karya seni jaman modern sampai kontemporer. Ada barang-barang teknologi vintage juga dipajang di sini.Read more

  • Day 5

    Keukenhof

    April 20, 2023 in the Netherlands ⋅ 🌬 8 °C

    Di pagi hari ketika taman belum dibuka, bunga-bunga yang menghuni Taman Keukenhof menikmati hari barunya yang tenang. Ketika siang tiba, mereka akan melihat turis-turis berdatangan dari berbagai macam negara, naik ratusan bis yang memenuhi tempat parkir. Jangan-jangan jumlah turis yang datang sepanjang musim hampir sama dengan jumlah bunga di sana. Eh ternyata tidak ding, jumlah turis yang datang ke sana dalam setahun jumlahnya 1,5 juta orang, sedangkan ada 7 juta bunga yang tertanam di sana. Mungkin tidak ada jenis bunga lain di dunia ini yang ditonton sebegitu banyak orang dalam satu musim.

    Saya melihat tulip tumbuh tidak hanya di Belanda, ada juga di pot-pot penghias kota Zurich misalnya. Tapi entah kenapa tulip-tulip di Keukenhof rasanya jauh lebih bagus, lebih sehat dan warnanya lebih beragam. Mungkin karena kita tidak membayar karcis untuk melihat tulip di Zurich, jadi terasa biasa saja?

    Warna-warna tulip yg beragam menjadi daya tarik utama bunga ini, bahkan ada yang warnanya hitam. Sebetulnya tulip hitam itu adalah tulip ungu yang sangat gelap, tidak betul-betul hitam. Karena konon tidak ada warna hitam alami di alam ini. Menghasilkan tulip yang mendekati warna hitam merupakan upaya yang sulit.

    Tapi kenapa jutaan turis datang berjejalan hanya untuk menonton bunga? Mungkin karena bunga tersebut hanya tumbuh subur di musim semi, mungkin karena setiap warna tulip memiliki arti tersendiri, atau mungkin memang hidup kita butuh warna-warna seperti bunga.
    Read more

  • Day 5

    Zaanse Schans

    April 20, 2023 in the Netherlands ⋅ ☁️ 11 °C

    Zaanse Schans memang cocok lokasinya untuk dibangun kincir angin. Angin yang bertiup di sana kencang dan dingin melunakkan tulang. Malam sepulangnya dari tempat ini, saya kerokan. Orang Jawa tetaplah orang jawa yang bisa masuk angin di mana saja.

    Tapi bukan hanya angin atau kincir angin saja yang istimewa dari tempat ini, melainkan karena desa wisata ini dikelola oleh komunitas, para pemilik tanah di desa tersebut.

    Awal mulanya juga dimulai dari advokasi, ketika warga di situ menolak desanya untuk dimodernisasi alias dibongkar. Mereka mempertahankan warisan kincir angin dan bersama-sama mengolahnya menjadi desa wisata. Maka kita bisa temukan bahwa untuk masuk kawasan ini gratis, namun untuk masuk ke sejumlah rumah tua di situ harus berbayar. Rumah-rumah itulah museum-museum mini, atau toko-toko lucu yang dikelola oleh pemiliknya masing-masing. Sebuah toko keju dan camilan yang agak besar cukup mampu mempekerjakan beberapa karyawan. Ada juga toko barang-barang unik yang dijaga ibu dan anak perempuannya. Si anak (foto slide ke 3) kuliah bisnis namun merasa ilmunya tidak cocok untuk diterapkan di tokonya karena ilmunya lebih mempelajari bisnis korporasi besar. Ia sendiri masih belum memutuskan apakah akan terus membantu ibunya mengelola toko keluarga atau akan mencari kerja lain.

    Model pengelolaan kawasan wisata seperti ini tampaknya menyenangkan, warga tetap menjadi pemilik lahan, tradisi/peninggalan masa lalu terjaga, sekaligus warga memperoleh penghasilan dari situ.
    Read more

  • Day 7

    Zurich

    April 22, 2023 in Switzerland ⋅ ☁️ 19 °C

    Yang terbayang ketika melihat Zurich adalah tipikal kota-kota yang sering dimuat di Majalah Monocle. Kota yang bisa jadi rujukan ketika kita bicara soal pengelolaan kota yang ideal.

    Di Zurich kita bisa menemukan wilayah kota tua bersebelahan serasi dengan daerah pusat perbelanjaan yang lebih modern di Bahnhofstrasse. Yang kalau kita menelusurinya terus, ia akan berakhir di danau Zurich. Dan dari situ kita tidak jauh dari pedesaan dan puncak gunung jika kita bosan dengan suasana kota.

    Kota yang tampaknya ideal untuk bekerja dan menetap.
    Read more

  • Day 8

    Luzern

    April 23, 2023 in Switzerland ⋅ ☁️ 16 °C

    Sejak SMP saya sudah kepingin pergi ke Luzern. Well, sebetulnya waktu itu tidak tahu kalau nama kota yang ada gambarnya ada di sebuah buku itu bernama Luzern atau Lucerne. Waktu itu Papa saya bawa oleh-oleh buku tentang Swiss, dan salah satu gambarnya yg saya ingat adalah jembatan kayu (Chapel Bridge) yang ada di Luzern. Yang jelas waktu itu saya ingin ke Swiss. Nah baru sekarang ini saya teringat bahwa rupanya foto jembatan kayu beratap tersebut ada di kota Luzern, yang sekarang saya kunjungi dalam perjalanan ke Gunung Titlis.

    Kota yang kecil dan indah, dengan danaunya yang kelihatan damai (tentu saja damai karena saya datang sebagai turis he he).
    Read more

  • Day 8

    Mount Titlis

    April 23, 2023 in Switzerland ⋅ ☁️ 5 °C

    Hari itu, dan mungkin juga pada hari-hari lainnya, Mount Titlis hanya berisi turis dari negara lain (Indonesia, India, Filipina, Meksiko dll) mungkin warga lokal sudah terlalu biasa dengan puncak gunung yang bersalju. Atau beberapa dari mereka datang untuk bermain ski, bukan untuk melihat dan merasakan salju.

    Lereng gunung yang terjal lebih dari 45 derajat diterabas dengan kereta gantung, memangkas perjalanan ke puncak Titlis hanya menjadi sekitar 15 menit. Di separuh perjalanan, kereta gantung biasa diganti menjadi kereta gantung yang bisa berputar 360 derajat dan muat sampai 75 orang. Perjalanan naik kereta gantung ini sudah menjadi sensasi wisata tersendiri sebelum sampai ke tujuan, karena ia membawa kita naik sejauh 2 kilometer ke puncak gunung. Engelberg, kota kecil tempat operator wisata Titlis ini berada, ada di ketinggian 996 meter, sedangkan puncak Titlis ada di ketinggian 3028 meter. Perubahan suhu yang di Engelberg sekitar 11 derajat, berubah menjadi - 1 derajat di puncak Titlis.

    Di puncak Titlis kita bisa menaiki jembatan gantung yang bergantung di atas jurang, bermain ski, bermain seluncuran es atau sekedar berfoto di sebuah anjungan yang menampakkan pemandangan sekitarnya dg indah. Sayang waktu kami datang, cuaca sedang berkabut. Kita juga bisa masuk terowongan yang menembus gunung, di mana es di dalamnya tidak pernah cair dari jaman digali dulu. Es di dalam gunung ini kabarnya berusia 5000 tahun, dan suhu di dalam terowongan ini selalu stabil di angka -1,5 derajat celcius.

    Yang paling ramai dikunjungi orang adalah seluncuran es, kita meluncur pakai ban atau kereta luncur, dan sesampainya di bawah disediakan travelator untuk naik kembali ke atas.

    Mount Titlis adalah perpaduan yang berhasil antara kekayaan dan keunikan alam dengan teknologi infrastruktur, yang menarik turis dari berbagai negara datang setiap harinya. Sebuah operator wisata (di antara banyak operator lainnya) di Zurich mengirim setidaknya 1 bis penuh berisi turis ke Titlis setiap harinya.
    Read more

  • Day 11

    Vatican

    April 26, 2023 in Vatican City ⋅ ⛅ 23 °C

    Masuk ke Vatican harus antre, dan lewat pemeriksaan metal detector. Pun begitu, ribuan orang tetap mengantre hari itu, begitu juga dengan kami. Basilika Santo Petrus memang tampaknya dibuat supaya orang merasa kecil sekaligus merasa keheningan dan kusyuk, segalanya dibuat dalam skala yang besar. Sekedar pengingat pada dua hal yang sebetulnya berlawanan: yaitu bahwa kita ini kecil, namun di saat yang sama, manusia bisa menciptakan karya-karya besar dan luar biasa. Apalagi jika terinspirasi dari kebesaran Tuhan.Read more